Tempe Khas Indonesia
Tempe
Cara Pembuatan Tempe Khas Indonesia. Tempe adalah makanan yang terbuat dari kedelai dan beberapa bahan campuran lainnya, yang sudah sejak lama ada di indonesia, dan hingga pada saat ini tempe sudah menjadi kuliner yang banyak di minati oleh warga indonesia dengan ciri khas masakan atau kuliner tersendiri oleh masing - masing daerah. di beberapa daerah di indonesia banyak restoran yang menyediakan Makanan yang berbahan dasar Tempe, dengan kualitas rasa yang tidak bisa di ungkapkan dengan kata - kata, dan hanya bisa di rasakan dengan kenikmatan kuliner yang sudah menjadi ciri khas oleh masing - masing daerah. hhmmtt... LEBAY. ! :D
Original Photo By: Great Photo Indonesia |
Pembuatan Tempe
Dengan mendapatkan
kualitas tempe yang baik, terdapat metode khusus pembuatan tempe yang di
lakukan dengan cara yang cukup sederhana hanya dengan melakukan beberapa tahap
dengan cara Perebusan, Pengupasan, Perendaman, Pengasaman, Pencucian, Inokulasi
dengan ragi, Pembungkusan, dan Fermentasi.
· Perebusan
Nah, untuk
perebusan ini sendiri berfungsi sebagai proses Hidrasi, dengan tujuan agar biji
kedelai bisa menyerap air sebanyak mungkin. dan bukan hanya itu saja, tetapi
dengan melakukan perebusan dapat mempermudah dalam pengolaan biji kedelai
nanti. dan juga di maksudkan untuk melunakan biji kedelai supaya mepermudah
penyerapan asam pada saat tahap perendaman.
· Pengupasan
Setelah tahap
perebusan dilanjutkan dengan tahap pengupasan dengan memisahkan biji kedelai
dari kulitnya, agar Miselium Fungi dapat menembus biji kedelai pada saat proses
fermentasi nanti. langakah pengupasan dapat dilakukan dengan tangan atau di
injak - injak dengan kaki dan yang paling efisien adalah dengan menggunakan
alat pengupas kulit biji kedelai.
· Perendaman
Tahap perebusan
dan pengupasan telah selesai dan kini dilanjutkan dengan tahap ketiga yaitu,
Perendaman. Okei.. tujuan dari pada tahap perendaman ini untuk Hidrasi atau di
maksud dengan Proses dimana ion dikelilingi oleh molekul - molekul air yang tersusun
dalam keadaan tertentu. dan manfaat dari proses hidrasi adalah membantu
menstabilkan ion - ion dalam larutan dan mencegah kation untuk bergabung
kembali dengan anion. Kation dan Anion memiliki perbedaan yang di antaranya
yaitu, Kation adalah atom netral yang telah kehilangan sebuah elektron dari
kulit valensinya dan memiliki muatan positif. Sedangkan Anion adalah atom
netral yang telah mendapatkan elektron ke kulit valensinya dan memiliki muatan
Positif.
· Pengasaman
Dari beberapa
tahapan pembuatan tempe dengan langkah - langkah awal yang begitu rinci, dan
kini memasuki langkah keempat dengan proses pengasaman. Nah.. Setelah selesai
di kupas dan biji kedelai di rendam. Dan tujuan tahap perendaman ialah untuk
Hidrasi biji kedelai dengan membiarkan terjadinya Fermentasi asam laktat secara
alami agar di peroleh keasaman yang di butuhkan untuk pertumbuhan fungi.
· Pencucian
Langkah
selanjutnya adalah proses pencucian, dengan melakukan pencucian pada biji
kedelai agar menghilangkan kotoran yang mungkin di bentuk oleh bakteri asam
laknat dan agar biji kedelai tidak terlalu asam. Di karenakan bakteri dan
kotoran dapat menghambat pertumbuhan fungi.
· Inokulasi dengan Ragi
Tahap
selanjutnya yaitu, melakukan Inokulasi atua melakukan menambahan pada Inokulum
yaitu ragi tempe atau laru. Inokulum dapat berupa kapang yang tumbuh dan di
keringkan pada daun waru atau daun jati.
· Pembungkusan
Sesudah proses
inokulasi atau penambahan pada inokulum yaitu ragi. dan kemudian tahap yang
dilakukan adalah proses pembungkusan pada biji kedelai atau di tempatkan di
wadah untuk proses fermentasi. Berbagai macam bahan yang dapat dugunakan untuk
pembungkusan atau wadah yang dapat digunakan (Misalnya, Plastik, daun pisang,
daun jati, bambu, dan masih bayak lagi), dan yang terpenting adalah masuknya
udara, karena kapang tempe membutuhkan oksigen untuk tumbuh. Dan bisanya
bahan pembungkus seperti plastik atau daun diberi lubang dengan cara ditusuk -
tusuk.
· Fermentansi
Proses
pembungkusan sudah selesai dan biji-biji kedelai dipastikan sudah terbungkus
dan kemudian dibiarkan untuk mengalami fermentasi. pada proses atau tahapan ini
kapang tumbuh pada permukaan dan menembuts biji-biji kedelai, menyatuhkannya
sehingga menjadi tempe. dan proses fermentasi dapat dilakukan pada suhu 20 oC-37 oC selama 18-36 jam. Jika
waktu yang lebih singkat biasanya untuk tempe yang menggunakan banyak inokulum
dan suhu yang lebih tinggi. Dan sementara proses tradisional biasanya
menggunakan laru dari daun dan membutuhkan waktu fermentasi sampai 36 jam.
Sejarah dan perkembangan pada tempe
Mengenai asal
dan usul tempe, dan seperti yang kita ketahui pada makanan kedelai tradisional
lainya yang biasanya berasal dari negara lain, misalnya Vietnam atau Thailand,
dan tempe bersal dari indonesia. Tidak jelas dan belum di ketahui dengan pasti
kapan pembuatan tempe, namun makanan tradisional ini, yaitu tempe sudah di
kenal sejak berabad-abad, dan juga di ketahui dalam tatanan budaya makan
masyarakat Jawa dan khususnya di Yokyakarta dan Surakarta.
Dalama manuskrip Serat Centhini yang ditulis oleh
juru tulis dari keraton surakarta, R
Ng Ronggo Sutrasno pada
tahun 1814, pada jilid ke dua Cerat
Centhini yang di
gambarkan pada perjalanan Cebolang dari Prubalingga menuju Mataram, kemudian
singga di rumah Ki
Amongtrustha, yang menghidangkan makan malam dengan lauk bubuk delhe.
Di Mataram, Cebolang diberi tahu bahwa sesaji dalam kacar-kucur, yakni pada
upacara persiapan menikahkan anak, yang terdapat kacang kawak (lama) dan
kedelai kawak, beras kuning, bunga.
Dan menurut
Naturalis Jerman, Rumphius, tanaman kedelai (De Cadelie Plant) dalam
bahasa latin yang disebut Phaseolus Niger, Kadele (Jawa), Zwatee boontjes
(Belanda), dan authau (Tiongkok). Dari hasil amatan Rumphius, orang-orang
tiongkok tidak mengolah kedelai menjadi tempe. Tetapi mengolah biji kedelai
hitam menjadi tepung sebagai bahan tahu dan laxa atau tautsjian, mie berbentu
pipih. Karena kacang dalam bahasa Tiongkok disebut duo (tao)/to, dan produk
olahannya dinamai dengan awalan tau: tauchu (taoco), tau-hu (tahu), touya
(toge), touzi (tauci) dan masih banyak lagi.
Baca juga :
Baca juga :
Cara Pembuatan Tempe Khas Indonesia. Dan selain itu
juga terdapat juga terdapat rujukan mengenai tempe dari tahun 1875 dalam sebuah
kamu bahsa Jawa-Belanda. dan juga dari sumber lain mengatakan bahwa pembuatan
tempe diawali semasa era tanam pakasa di Jawa. Dan pada saat itu masyarakat
Jawa terpaksa menggunakan hasil pekarangan seperti, Singkong, ubi, kedelai, dan
lainnya sebagai sumber pangan. Dan lain dari pada itu ada juga yang berpendapat
bahwa tempe mungkin diperkenalkan oleh orang-orang tionhoa yang memproduksi
makanan sejenis yaitu, Koji kedelai yang difrementasikan
menggunakan kapang Aspergillus. Dan selanjutnya
pembuatan tempe menyebar keseluruh Indonesia, yang sejalan dengan penyebaran
masyarakat Jawa yang bermingrasi ke seluruh penjuru Tanah Air Indonesia.
0 komentar :
Post a Comment